"Selamat Datang di Web Kami, Semoga Bermanfaat!"

Lumpuh Saat Tidur / Sleep Paralysis

Kelumpuhan pada saat tidur mungkin setiap orang pernah mengalaminya, banyak yang menghubungkan hal ini dengan hal-hal gaib. Namun secara ilmiah kelumpuhan saat tidur dapat dijelaskan.

Apa itu kelumpuhan saat tidur ?

Kelumpuhan saat tidur atau Sleep paralysis adalah sebuah gangguan tidur, dimana seseorang merasa lumpuh tidak bisa bergerak dari tidurnya. Orang tersebut sadar, dan mengetahui, melihat atau mendengar seluruh yang terjadi disekitarnya (seluruh inderanya aktif), tetapi tidak mampu menggerakkan otot-ototnya, seakan-akan ada yang menindih. Dalam bahasa sehari-hari, sleep paralysis kita kenal dengan nama "tidur ketindihan/ reprepan"

Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan ditindih hantu, ditindih jin atau "rep-repan". Pada saat mengalami ini, biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada sedikit (atau mungkin banyak) rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Biasanya juga disertai dengan perasaan halusinasi seperti munculnya bayangan kegelapan.

Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.

280px-John_Henry_Fuseli_-_The_Nightmare

Pada gambar terlihat seperti ada bayangan mahkluk yang menindih

Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah dengan menggerakkan ujung kaki, ujung tangan, atau kepala sekuat-kuatnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali. Hal inilah yang diasumsikan sebagai "ketindihan" makhluk halus/jin oleh sebagian besar orang.

 

Apa Penyebab Kelumpuhan saat tidur ?

Menurut Pandangan Dunia Medis

Dalam pandangan dunia medis, Sleep Paralysis adalah hal yang masih normal. Sleep paralysis terjadi jika kinerja otak tidak terhubungan dengan otot. Jadi terdapat pemisah antara aktivitas otak dengan otot, sehingga otak tidak bisa memberikan atau menyalurkan sinyal kepada otot. Akibatnya adalah,orang tersebut seakan-akan merasa lumpuh. Orang tersebut sadar, mendengar, melihat atau mencium segala apa yang ada disekitarnya, karena memang alat inderanya berfungsi, tetapi untuk merespon atau memberikan perintah keotot terasa ada penghalang, sehingga secara fisik orang tersebut tidak bisa bergerak.

Penyebab secara umum:

  • Kebutuhan tidur harian kurang,
  • Perubahan pola tidur, Lingkungan kerja pun ikut mempengaruhi. Misalnya, Anda berkerja dalam shift, sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.
  • Kondisi mental dalam tekanan/stress, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol seperti tekanan mental, Akibatnya muncul stress dan terbawa ke dalam mimpi.
  • Tidur dalam posisi supinasi (terlentang), sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi terlentang (wajah menghadap keatas dan dalam keadaan hampir nyenyak atau hampir terjaga dari tidur).
  • Kelelahan fisik (Robinson, 2014), Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya.
  • Genetik, Dalam sebuah penelitian, gangguan yang muncul ketika tidur disebabkan karena ada peran genetik (Sehgal dan Mignot, 2011). Artinya ketika ada seorang yang pernah mengalami gangguan tidur seperti sleep paralysis maka berdasarkan penelitian diatas orang tuanya atau kakeknya ke atas juga pernah mengalami hal yang serupa.

sa

Gambar Posisi Tidur Terlentang

Menurut Penelitian

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan.

Tahap itu adalah:

  1. Tahapan tidur yang paling ringan (masih setengah sadar).
  2. Tahap tidur yang lebih dalam.
  3. Tidur paling dalam dan
  4. Tahap REM (Pada tahap inilah mimpi terjadi).

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM). Oleh sebab itu ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi.

Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.
Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.
Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.

 

sd 

Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.
Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.
Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.


"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun.

Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."

 


Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.

Meskipun sleep paralysis sudah umum terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy atau serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk, sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Bagaimana cara menangani?

Tidak ada terapi khusus untuk mengatasi kebiasaan sleep paralysis, cukup penuhi kebutuhan tidur dan jaga kesehatan mental/jiwa.

Berikut tabel Kebutuhan istirahat/tidur berdasarkan usia :

clip_image009

Gambar tabel Kebutuhan Istirahat/Tidur Yang Dianjurkan

Sumber:

  • www. medicastore.com
  • http://xfile-enigma.blogspot.com
  • Wikipedia.com
Referensi :
  • Cheyne, J.; Rueffer, S.; Newby-Clark, I. (1999). "Hypnagogic and Hypnopompic Hallucinations during Sleep Paralysis: Neurological and Cultural Construction of the Night-Mare". Consciousness and Cognition. http://www.researchgate.net/profile/James_Cheyne/publication
  • Dugdale,D.C.,(2013). Isolated Sleep Paralysis.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001804/
  • Johnson,K.,(2012). Sleep Paralysis.http://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/sleep-paralysis
  • Sehgal, A. Mignot, E. (2011). "Genetics of Sleep and Sleep Disorders". http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21784243 (Diakses 18 November 2014)
  • Robinson,J. (2014). Sleep Paralysis. http://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/sleep-paralysis (Diakses 18 November 2014)

 

No comments:

Post a Comment