Sherlock Holmes. bagi agan semua yang cinta sama serial Detektif pasti sudah sering dengar, baca, dan mungkin saja menonton hal-hal yang berkaitan dengan kejeniusannya beliau. Terkenal dengan kemampuan Deduksinya yang brilian, Pengamatannya yang efektif, dan metode-metodenya yang kadang nyeleneh dan merupakan musuh terbesar dari DR. Moriarty
Sherlock adalah salah satu Detektif rekaan jenius di mana dia memiliki kemampuan yang tidak di ragukan lagi. Ciri khasnya adalah mengedepankan Diagnosa, mulai dari pengamatan aksen, gaya pakaian, warna kulit, wajah, hingga detil-detil yang lainnya.
Sir Arthur Conan Doyle
Nah Pak Sir Arthur Conan Doyle lah Mastermind/otak Jenius di balik tokoh Sherlock Holmes yang melegenda. Namun bagaimana ceritanya Sir Arthur bisa menemukan ide tentang Sherlock Holmes?
Jadi sebelum Sir Arthur menjadi pengarang terkenal dan menelurkan karyanya tentang Sherlock Holmes. Beliau sama sekali tidak memiliki ide untuk membuat tokoh rekaan sejenius Sherlock. Semua dimulai ketika beliau masih belajar tentang kedokteran di Edinburg University, Skotlandia.
Dr. Joseph Bell
Ketika masih belajar kedokteran itu, salah satu dari dosen pak conan doyle adalah Dr. Joseph Bell. Pada tahun kedua pak Conan Doyle terpilih sebagai juru tulis untuk para pasien rawat dari Dr. Bell di Edinburg Royal Infimary, yaitu salah satu rumah sakti, maksudnya rumah sakit tempat para calon dokter mengenyam pendidikan. Karena itu secara tidak langsung pak Conan Doyle jadi terbiasa dengan semua gerak-gerik dari Dr. Joseph Bell. Nah secara fisik, Dr. Joseph Bell mempunyai postur tubuh tinggi, ramping, matanya hijau, besar dan tajam, serta berhidung bengkok. dan secara tidak langsung lagi sama persis dengan penggambaran tokoh Sherlock Holmes dalam novelnya buatan pak Conan Doyle.
Dr. Bell adalah ahli dalam diagnosis brilian dan mampu menyimpulkan sesuatu dengan tepat. Dengan metode sama seperti yang Sherlock lakukan, yaitu melalui Ketelitian pengamatan dan Observasi, baik itu dengan cara melihat cara berpakaian seseorang, aksen seseorang, gaya berjalan, dan hal kecil2 lainnya. Dalam satu kesempatan ada seorang pasien pria yang masuk ke dalam ruang perkuliahan, dan dengan segera pak Bell pun mengamati pria tersebut, tanpa bertanya. dan dengan cepat langsung mengetahui bahwa pria tersebut adalah seorang tentara yang baru diberhentikan dari resimen Dataran tinggi di Barbados. Lebih jauh beliau pun menjelaskan hasil pengamatannya di depan para muridnya "Kalian tahu? saudara-saudara. Dia ini adalah pria terhormat tetapi tidak mau melepas topinya. Artinya dia tidak berdinas di angkatan senjata. tetapi dia telah mempelajari kebiasaan orang non tentara yang telah di pecat sejak lama. Dia mempunyai Kepercayaan diri begitu tinggi. Sehingga jelaslah dia orang Skotlandia. Sedangkan untuk barbados karena keluhannya adalah penyakit kaki gajah. dan penyakit itu hanya ada di India bagian barat, bukan Inggris"
Adegan-adegan cemerlang seperti tadi, pastinya menjadi ciri khas dari kisah Sherlock Holmes karya Conan Doyle. Dan dalam kisah "A Study in Scarlet" kita akan mengetahui kisah pertemuan Sherlock dengan Dr. Watson asistennya yang persis dengan kejadian di ruang perkuliahan tadi. Surat menyurat antara pak Conan dan Dr. Joseph pun menjadi bukti benar adanya bahwa Inspirasi tentang Sherlock Holmes datang dari Dr. Joseph Bell. Tahun pun terus berlangsung. Setelah pak Conan Doyle menjadi Pengarang terkenal dengan karyanya yang berjudul Sherlock Holmes, beliau pun mengirimkan sebuah surat untuk mantan dosennya tersebut "Tentu saja kepada anda saya meminjam Sherlock Holmes, walaupun sering dalam beberapa kesempatan, saya menempatkan anda dalam posisi dramatis. namun saya tidak beranggapan bahwa kemampuan analisisnya sebagai sesuatu yang melebih-lebihkan kemampuan anda di rumah sakti, maksud saya sakit". Dengan rendah hati pak Bell menjawab "Anda sendirilah Sherlock Holmes itu, dan anda tahu itu"
Sumber: Andretarina-Kaskus.com
No comments:
Post a Comment